Jumat, 30 Juni 2017

Suamiku Belum Pernah Menyentuhku Sejak Malam Pertama dan Saat Aku Memergokinya di Suatu Malam, Ternyata...

Baca Juga

Baca Juga

Suamiku Belum Pernah Menyentuhku Sejak Malam Pertama dan Saat Aku Memergokinya di Suatu Malam, Ternyata... 


Suamiku Belum Pernah Menyentuhku Sejak Malam Pertama dan Saat Aku Memergokinya di Suatu Malam, Ternyata... - Hallo Pembaca Setia Info Guna Masa Kini, Pada sharing info yang bermanfaat kali ini yang berjudul " Suamiku Belum Pernah Menyentuhku Sejak Malam Pertama dan Saat Aku Memergokinya di Suatu Malam, Ternyata... ", saya telah memberikan info terbaru dan yang sedang dibicarakan di jagat sosial media. Semoga isi postingan info yang saya tulis ini dapat bermanfaat untuk kalian semua. okelah, ini dia infonya. Suamiku Belum Pernah Menyentuhku Sejak Malam Pertama dan Saat Aku Memergokinya di Suatu Malam, Ternyata...

Aku dan Zihao bertemu untuk pertama kalinya dan berkenalan melalui blind date (kencan buta). Sebenarnya aku nggak terlalu hobi dengan blind date karena menurutku ini bukan cara yang baik untuk mencari pasangan hidup. Tapi pertama kali aku bertemu dan kencan dengan Zihao, aku nggak menyesal. Dia yang ganteng dengan pekerjaan yang cukup mapan, juga sikapnya yang cukup romantis membuat dia jadi pria idamanku, selain dari perkataannya yang sedikit. 1 hal yang membuatku cukup bingung, kenapa orang yang tampak sempurna seperti ini mencari pasangan dengan cara blind date? Zihao pun berkata kalau dia bekerja sebagai progammer di sebuah perusahaan dan dia hanya bisa berhadapan dengan komputer dan programnya setiap hari. teman-teman yang ada di kantornya juga sebagian besar pria. Karena itu Zihao memutuskan untuk menggunakan cara ini setelah orangtuanya meminta dia menikah. Di

juga berkata kalau aku tidak keberatan, pernikahan kita bisa dijalankan secepatnya. Memang sih ini lamaran paling tidak romantis yang pernah kudengar, tapi akhirnya aku pun setuju. 

Setelah kami menikah, aku sangat menantikan malam pertamaku, tapi malam yang romantis itu tidak pernah datang. Aku harus seorang diri menantikan Zihao yang pulang ke kamar dalam keadaan mabuk. Malam itu aku harus menjaganya dan memastikan dia baik-baik saja. Malam kedua dan malam berikutnya, hal yang sama terjadi. Aku yang akhirnya tidak tahan dengan keadaan ini kemudian memintanya untuk tidak minum sampai mabuk, tapi dia malah memarahiku. Malam itu, aku menangis dan menyesali pernikahan ini. Aku ingin bercerai, tapi kami baru menikah belum lama. Kalau langsung bercerai, hal ini tidak akan terdengar baik di telinga orang. Selain itu, sebenarnya masih banyak sisi baik dari Zihao yang cukup cocok denganku. Rumahnya juga cukup besar. Rumah yang berlantai 4 itu ditinggali oleh orangtua Zihao di lantai 2, cicinya di lantai 3, dan kami di lantai 4. Melihat setiap kebaikan yang ada, aku pun bertahan. Tapi kesabaranku hanya bertahan sebulan sampai suatu hari akhirnya aku marah besar dan meminta cerai. Saat itu Zihao langsung panik dan berkata kepadaku kalau sebenarnya dia impoten. Hal ini cukup mengganggunya sehingga dia mabuk-mabukan dan emosi beberapa minggu ini. Melihat air matanya yang juga mulai mengalir, aku pun mencoba untuk mempercayai perkataannya dan terus mencoba bertahan. Hubungan kami ini terus bertahan selama 1 tahun sampai suatu hari saat aku membongkar kamar, aku menemukan banyak sekali bungkusan obat di bagian bawah ranjang tempat aku dan Zihao tidur. Aku mulai curiga. Suatu pagi, aku memberikan obat dari dokter yang katanya bisa mengobati penyakit Zihao itu kepadanya, kemudian aku pergi mandi. Kecurigaanku benar. Begitu aku keluar dari kamar, Zihao langsung menyembunyikan obat itu ke bawah ranjang. Selesai mandi, aku sengaja bertanya kepadanya, "Obatnya udah dimakan?" Dia menjawab, "Udah." Aku mulai curiga. Sebenarnya apa ya yang disembunyikan Zihao. Suatu malam aku sengaja untuk berpura-pura tidur untuk melihat apa yang akan Zihao lakukan di tengah malam. Begitu aku mulai menutup mataku, Zihao mulai bergerak keluar kamar dengan diam-diam. Aku menunggunya tapi dia tidak pernah kembali. Aku pun turun ke lantai bawah untuk mencari tahu, dan menemukan lampu kamar cici di lantai 3 masih menyala. Aku mulai curiga dan bertanya-tanya, apa Zihao di kamar cicinya ya? Kecurigaanku ini muncul karena hubungan Zihao dan cicinya yang sangat dekat. Kalau mereka bukan kakak adik, bahkan aku pun bisa mengira kalau mereka sepasang kekasih. Aku pun mengetuk pintu dan setelah menunggu beberapa saat, Zihao muncul dari balik pintu, menatapku dengan dingin dan berkata, "Yah akhirnya ketahuan, asal kamu tahu, wanita yang aku suka itu bukan kamu, tapi ciciku." Aku kaget dan aku nggak bisa berpikir sama sekali. Aku melihat cicinya yang terbaring di atas ranjang. Aku ingin memukulnya, tapi tidak bisa. Selama ini kukira Zihao benar-benar sakit. Keributan kami ini akhirnya membangunkan papa dan mama dan setelah mereka mendengar kenyataan ini, mereka langsung menampar Zihao dan meminta maaf padaku. Setelah aku mendengar cerita dari mereka, aku tahu ternyata cici dari Zihao bukan cici kandung. Ternyata saat awal papa dan mama mertuaku menikah, mereka tidak bisa memiliki anak. Karena itu mereka mengangkat anak. Tak disangka setahun kemudian, mama mertuaku bisa hamil dan lahirlah Zihao. Mereka sejak kecil tumbuh bersama dan tak disangka mereka sempat ingin menikah, tapi mertuaku tidak mengizinkannya. Zihao pun menikahiku dengan perasaan yang tidak bisa dilepas ini. Aku tidak tahu

aku harus bagaimana. Papa dan mama Zihao berjanji untuk membuat Zihao menyukaiku, tapi perasaan tidak bisa dipaksa bukan? Kalaupun bisa, aku tidak yakin perasaan dikhianati ini bisa hilang begitu saja. sumber : cerpen.co.id  

Baca Juga

loading...

Related Posts

Suamiku Belum Pernah Menyentuhku Sejak Malam Pertama dan Saat Aku Memergokinya di Suatu Malam, Ternyata...
4/ 5
Oleh